12/12/11

LOBSTER AIR TAWAR, CRAYFISH


Berbicara mengenai Lobster Air Tawar atau Freshwater Crayfish, berarti berbicara mengenai lebih dari 500 jenis hewan akuatik dari keluarga Astacidae, Cambaridae dan Parastacidae. Mereka tersebar di seluruh dunia, mulai dari Austaralia, Newzealand, Papua, Amerika, Jepang, China, Madagaskar, Amerika dan Eropa. Dengan sebaran seperti gambar berikut:



Meskipun demikian, untuk mempersempit cakupan, baiklah dibicarakan jenis-jenis lobster yang beredar di Indonesia sejauh ini. Mereka adalah:
  1. Cherax destructor
  2. Cherax quadricarinatus
  3. Procambarus Claarkii
  4. dan beberapa spesies lokal asal Irian dari genus Cherax
Cherax dustructor

Cherax destructor merupakan jenis lobster air tawar (LAT) yang paling dikenal diantara 100 jenis LAT yang hidup di Australia. Mereka bisa dijumpai mulai dari daerah New South Wales hingga diselurah dataran benua Australia. Sebaran yang luas menyebabkan mereka mampu beradaptasi mulai dari daerah dingin di danau-danau berair dingin pegunungan Snowy, hingga daerah beriklim panas

Cherax destructor boleh dikatakan merupakan makanan orang suku asli Australia (aborigin). Setidaknya hal tersebut telah dilakukan sejak 28.000 tahun lalu, berdasarkan temuan-temuan arkeologis setempat.

Pada umumnya Cherax destructor dijumpai di danau-danau, rawa rawa, billabong, bendungan, saluran irigasi, dan juga disungai-sungai. Mereka termasuk tahan banting. Pada musim kering mereka akan bertahan hidup dengan cara membuat luband didalam tanah. Bahkan mreka mampu membuat lubang hingga kedalaman 5 meter. Paa saat musim penghujan mereka kemudian keluar untuk mencari makan, memijah dan bermigrasi.

Di habitat asalnya, Cherax destructor kadang-kadang disalahkan sebagai penyebabnya runtuhnya bendungan. Hal ini biasanya terjadi apabila dinding bendungan tersebut kurang dari 2 meter, dan sering terjadi perubahan permukaan air, seperti biasa terjadi di sawah. Meskipun demikian kejadian demikian jarang dijumpai pada dam-dam yang ketebalan dindingnya lebih dari 6 meter

Cherax quadricarinatus
Cherax quadricarinatus dikenal dengan sebutan Redclaw atau biasa juga disebut sebagai Yabby Queensland Utara. Disebut red claw karena LAT dewasa jenis ini mempunyai warna merah pada capit bagian luarnya, khususnya pada LAT jantan. Mereka umumnya dijumpai di sungai-sungai di Dividing Range.

LAT dengan warna dasar hijua-coklat ini, di daerah asalnya merupakan makanan penduduk setempat. Rasanya lezat apabila disajikan dalam bentuk LAT bakar.

Cherax quadricarinatus sangat mudah dibedakan dari jenis cherax lainnya. Hal ini dicirikan dalam nama latinnya yaitu quadricarinatus yang artinya mempunyai empat buah lunas (quadri=empat, carinatus = carinae, bentukan menyerupai lunas), seperti terlihat pada gambar berikut:

Procambarus clarkii
Berbeda dengan genus cherax yang telah disebutkan diatas, genus procambarus bukan merupakan LAT asal Australia. Keluarga Cambaridae merupakan keluarga LAT yang hidup di bagian lintang utara. Procambarus clarkii sendiri berasal dari daerah Amerika Utara, di Louisiana dan di Delta Missisippi.

Procambarus clarkii mempunyai warna tubuh dominan merah. Oleh karena itu mereka sering disebut sebagai red swamp crayfish. Procambarus clarkii dewasa berwarna merah gelap, sedangkan Procambarus clarkii muda berwarna merah kekelabuan. Procambarus clarkii dewasa bisa tumbuh hingga mencapai panjang 20cm.

Red swap crayfish diketahui mempunyai toleransi lebar terhadap salinitas air, oleh karena itu mereka bisa dijumpai baik di air tawar maupun air payau. Mereka kerap membuat lubang pada tepi sungai, rawa, dan tanggul saluran irigasi.

Jenis crayfish ini di daerah asalnya dijadikan sebagai menu santapan Cajun dan merupakan basis akuakultur di daerah Louisina yang menguntungkan. Mereka juga telah diperkenalkan keluar daerah asalnya untuk dibudidayakan.

Red swamp crayfish 

bersifat sangat agresif, teritorial, dan rakus, sehingga mereka bisa menjadi ancaman bagi hewan lain yang memanfaatkan sumberdaya yang sama. Mereka bahkan mampu bersaing dengan jenis-jenis crayfish lokal. Sebuah penelitian di Spanyol menunjukkan bahwa mereka mampu mengubah komunitas tumbuhan pada suatu lahan basah disana. Oleh karena itu introduksi mereka ke daerah baru perlu diperhatikan dengan seksama. Sebuah perngatan bahkan pernah dikeluarkan agar Red swamp crayfish, jangan sampai masuk ke Australia, karena akan dapat menyaingi jenis crayfish aseli yang ada di negara tersbut. Bagaimana dengan di Indonesia?? Wallahualam.

Note:
Bagi para hobis LAT yang telah bosan dengan LAT-nya, terutama jenis-jenis LAT impor, jangan sekali-kali membuang LAT-nya keperairan setempat. Berikan LAT tersebut ke hobiis lainnya dan berikan pula pengertian agar tidak membuangnya kelak. Atau anda musnahkan LAT tersebut. LAT impor bukanlah hewan asli perairan Indonesia, kehadiran mereka akan dapat mengganggu keseimbangan ekosistem setempat dan bahkan memusnahkan hewan akuatik lokal lainnya.

11/12/11

KEBIASAAN MAKAN LOBSTER AIR TAWAR


Dilihat dari kebiasaan makanan (food habit), hewan dibagi dalam tiga golongan, yaitu ikan pemakan tumbuhan (herbivora), ikan pemakan hewan (carnivora) dan ikan pemakan segala (omnivora). Ikan mas termasuk herbivora atau ikan yang sepanjang hidupnya pemakan tumbuhan. Menurut Rita Suryani (2005) lobster air tawar tergolong karnivora, yaitu pemakan segala, baik tumbuhan maupun hewan.

Lobster air tawar dapat memakan bahan hewani, seperti cacing sutera, cacing air, cacing tanah dan zooplankton. Sementara bahan nabati yang sangat disukai adalah tanaman air, sperti lumut, akar salada air dan tanaman air lainnya. Menurut Wiyanto dan Hartono (2003) selain pakan alami segar, lobster juga menyukai pakan buatan, terutama pelet.

Sedangkan menurut Iskandar (2003), selain lumut dan cacing, lobster juga suka dengan biji-bijian, ubi-ubian dan bangkai binatang. Sebelum memangsa makanan, lobster mendeteksi makanan itu dengan antena pada kepala, kemudian jika makanan itu sudah sesuai dengan keinginan, mangsa akan ditangkap dengan capitnya yang kuat dan kokoh. Setelah itu, mangsa diserahkan pada kaki jalan pertama, yang berfungsi sebagai tangan, dan siap dikonsumsi.

Karena pelet khusus lobster jarang, maka pelet lain juga bisa diberikan, tapi kandungan protein pakan tersebut harus berkisar antara 30 – 40 persen. Menurut Iskandar (2003), jenis pelet komersil untuk lobster air tawar adalah pelet untuk windu dan udang galah. Dosis pakan yang diberikan sebanyak 3 persen/hari dari bobot tubuh.

Dilihat dari kebiasaan makan, ikan dibagi menjadi tiga golongan, yaitu floating feeder, midle feeder dan bottom feeder. Ikan nila termasuk floating feeder, karena terbiasa makan di permukaan. Tambakan termasuk midle feeder, karena terbiasa makan di tengah perairan.

Sedangkan lobster air tawar termasuk bottom feeder, yaitu pemakan dasar. Selain bottom feeder, lobster juga fasif dalam mencari makan, dan lebih banyak dilakukan pada malam hari, atau dikenal dengan sebutan nocturnal animal. Karena sifat itu, maka pemberian pakan untuk lobster harus lebih banyak untuk malam hari.

11/11/11

PALMAS (Polypterus palmas )


Palmas merupakan ikan yang tergolong dalam Family Polypteridae (Bichir), artinya ikan bersirip banyak. Ikan ini termasuk ikan primitif dan sering disebut sebagai "snake like fish" (ikan mirip ular). Penyebaran adalah di Afrika Barat.

Palmas adalah ikan pemangsa (predator), carnivora. Ikan ini mempunyai kemampuan untuk mengambil udara dengan alat yang telah termodifikasi sedemikan rupa menyerupai paru-paru, disamping itu ia mampu untuk merayap diatas tanah dengan menggunakan sirip dadanya yang kuat. Oleh karenanya dalam mememihara palmas dianjurkan agar memberikan penutup yang baik untuk mencegah ikan tersebut kabur. Palmas dapat dipelihara bersama-sama dengan ikan golongan Cichlidae yang memiliki ukuran lebih besar.

Panjang rata-rata ikan palmas adalah 30 cm. Hidup pada kisaran pH 6.5 - 7, dan temperatur 16-27 ° C. Sebagai carnivora, pakan utama palmas adalah pakan hidup berupa ikan kecil, atau daging-dagingan lain seperti daging udang atau daging ikan.

Sejauh ini setidaknya diketahui ada beberapa species palmas yaitu:

Polypterus palmas palmas


Polypterus palmas polli


Polypterus palmas buettikoferi


Palmas Albino


Jenis kelamin
Jenis kelamin palmas dapat dibedakan dengan melihat lebar dari sirip anus. Sirip anus palmas jantan lebarnya hampir 2 kali lebar sirip anus palmas betina.
Breeding.

Pada masa breeding palmas jantan akan "memeluk" si betina, kemudian akan memproduksi sperma pada saat si jantan "menangkap" telur-telur yang dikeluarkan si betina. Setelah dibuahi telur-telur tersebut akan jatuh ke atas substrate akuarium. Pada umumnya telur-telur tersebut akan menetas dalam waktu 4 hari. 

12/10/11

Sejarah Singkat DISCUS


Sebutan Discus bagi ikan ini mengacu pada bentuk tubuhnya yang menyerupai lempengan piring (disk) yang berdiri tegak. Discus termasuk dalam famili Cichlidae, dan tergolong dalam genus Symphysodon. Symphysodon berarti "memiliki gigi pada bagian tengah rahang".

Discus yang pertama kali dikenal adalah Symphysodon discus heckel. Deskripsinya ditulis oleh Heckel pada tahun 1840. Jenis ini dikenal sebagai "Discus Sejati". Discus Heckel berbeda dengan Discus lainnya. Jenis ini memiliki tiga garis vertikal yang lebih jelas,yaitu baris pertama yang melewati kepala, baris kelima yang melewati bagian tengah tubuh, dan garis ke sembilan atau garis ekor. Selain itu S. discus diselimuti oleh marking biru bergelombang pada bagian samping tubuhnya. S.discus berasal dari Rio Negro dan anak-anak sungainya.

Symphysodon aequifasciata aequifasciata, dikenal sebagai Discus Hijau,dideskripsikan pertama kali oleh Pellegrin pada tahun 1904. Ikan ini merupakan jenis Discus kedua yang "ditemukan". Mereka ditemukan di Danau Tefe dan Peruvian Amazonia. Selama tigapuluh tahun kemudian ikan ini terlupakan dan baru dikenal oleh para hobiis setelah diperkenalkan pada sekitar petengahan tahun 1930-an.

Diawal sejarah pembudidayaannya, pengembangbiakan Discus pada awalnya mengacu pada Angel Fish (P. scalare) karena kesamaan dan dekatnya hubungan kedua ikan tersebut, yaitu dengan cara memindahkan telur, menetaskan mereka dalam tempat terpisah kemudian membesarkan burayaknya. Akan tetapi asumsi ini tidak berlaku. karena Discus ternyata diketahui memiliki cara perkembanganbiakkan yang khusus. Pembudidayaan Discus baru "berhasil" pada akhir tahun 1950-an yaitu pada "jaman" Jack Wattley di Amerika dan Eduard Schmidt-Focke di Jerman yang merintis usaha awal pembudidayaan ikan ini.

Pada tahun inilah Discus mulai "ramai" dibicarakan oleh perintis-perintis awal hobiis discus kawakan seperti, selain kedua disebutkan sebelumnya, adalah: Harald Schlutz, Herbet R. Axelrod, Herbet Haertel dll. Pada masa ini tidak jarang ditemukan orang yang frustrasi karena gagal dalam mencoba membudidayakan Dscus, beberapa orang dilaporkan pernah melakukan percobaan bunuh diri, lainnya harus dirawat dibawah pengawasan psiktiater, dan ada pula yang "menghilang". Beberapa orang mengorbankan kolam renangnya sebagai cadangan air bagi discus-nya, yang lain harus merelakan "bath-tube"nya untuk kelangsungah hidup ikan tersebut, dan lain sebagainya. Perjalanan untuk mendapatkan discus di habitat aselinyanyapun, di Amazon, bukan merupakan pekerjaan yang mudah.

Pada tahun 1960, Schultz mendeskripsikan dua sub-spesies Discus lainnya, yaitu: Symphysodon aequifasciata ; S. aequifasciata axelrodi, Discus Coklat dari Belem , dan S. aequifasciata haraldi, Discus Biru, yang ditemukan di dekat Manaus, Brazil. Pengkelasan ini sempat mengundang kontroversi, karena para ahli taksonomi hanya mengakui satu spesies saja, sedang yang dianggap sebagai sub spesies hanyalah disebabkan oleh variasi perbedaan warna yang bersifat regional.

Pada 30 tahun terakhir, berbagai strain Discus telah "dibuat" melalui seleksi di Jerman, Amerika dan Jepang. Disusul kemudian oleh negara-negara lain termasuk Indonesia. Saat ini, berbagai strain Discus dapat ditemui di pasaran dengan harga beragam tergantung pada strain yang bersangkutan. 

11/09/11

5 Jenis Ikan Yang Sering Disebut Ikan Naga

Sering Sekali banyak masyarakat menyebut ikan naga dari ciri fisiknya. ikan-ikan tersebut memang memiliki beberapa ciri khas dari naga. inilah 5 jenis ikan yang sering disebut ikan naga :

1. Ikan Palmas
Ikan Palmas,merupakan ikan yang tergolong dalam Family Polypteridae (Bichir), ertinya ikan bersirip banyak. Ikan Palmas disebut ikan naga karena mirip betul dengan ular naga dalam legenda Tiongkok.Ikan ini termasuk ikan primitif dan sering disebut sebagai "snake like fish" (ikan mirip ular).Palmas, merupakan salah satu jenis ikan purba/jurasic fish. Penyebaran adalah di Afrika Barat.Palmas adalah ikan pemangsa (predator), carnivora. Ikan ini mempunyai kemampuan untuk mengambil udara dengan alat yang telah termodifikasi sedemikan rupa menyerupai paru-paru, disamping itu ia mampu untuk merayap diatas tanah dengan menggunakan sirip dadanya yang kuat.Oleh itu untuk mememihara palmas dinasihatkan agar menutup bekas dengan baik untuk mencegah ikan tersebut hilang/melompat.

2. Ikan Hamster
Axolotl (Ambystoma mexicanum) adalah jenis salamander yang menghabiskan hidupnya dalam bentuk larva. Binatang eksotis nan unik ini kadang-kadang disebut sebagai "Ikan Berjalan Meksiko" karena ia terlihat seperti ikan yang memiliki tangan dan kaki. Namun, Axolotl sebenarnya tidak sejenis ikan, tetapi sejenis salamander yang ditemukan di Mexico City. panjang Axolotl bisa mencapai 30 cm, namun ukuran rata-rata hanya 15 cm. Warna tubuh mereka pirangan kehitaman atau cokelat rata-rata dan lebih banyak yang albino dengan warna pink. Hewan lucu ini memiliki insang yang berada di luar tubuhnya. Insang tampaknya berada di samping kepalanya sehingga sepintas terlihat seperti tanduk. Orang Timur sering menciptakan sebuah fantasi yang berhubungan dengan legenda naga, sehingga mereka sering disebut sebagai ikan naga. Axolotl kadal termasuk yang memiliki umur panjang, Axolotl bisa hidup sampai 10-15 tahun dan dapat tumbuh hingga 60cm, bahkan ada yang pernah menangkap ekor Axolotl raksasa di pedalaman Meksiko yang sampai dengan 1,4 meter, penemuan itu benar-benar mengejutkan, namun setelah hati-hati oleh para ahli itu hanya situasi abnormal yang jarang terjadi (gigantisme)

Informasi Lebih Lanjut : Axolotl ( Ambystoma mexicanum )

3. Ikan Arwana
Arwana termasuk famili ikan "karuhun", yaitu Osteoglasidae atau famili ikan "bony-tongue" (lidah bertulang), karena bagian dasar mulutnya berupa tulang yang berfungsi sebagai gigi. Arwana memiki berbagai julukan, seperti: Ikan Naga (Dragon Fish), Barramundi, Saratoga, PlaTapad, Kelesa, Siluk, Kayangan, Peyang, Tangkelese, Aruwana, atau Arowana, tergantung dari tempatnya.

Bentuk dan penampilan arwana termasuk cantik dan unik. Tubuhnya memanjang, ramping, dan "stream line", dengan gerakan renang sangat anggun. Arwana di alam mempunyai variasi warna seperti hijau, perak, atau merah. Pada bibir bawahnya terdapat dua buah sungut yang berfungsi sebagai sensor getar untuk mengetahui posisi mangsa di permukaan air. Sungut ini termasuk dalam kriteria penilaian keindahan ikan.
Di alam mereka berenang di dekat permukaan untuk berburu mangsa. Arwana dapat menerima segala jenis pakan untuk ikan karnivora, tetapi seringkali mereka jadi sangat menyukai salah satu jenis pakan saja, dan menolak jenis lainnya.

Info Lebih Lanjut : Arwana

4. Ikan Arapaima
Termasuk kerabat dekat dengan arwana, arapaima Amazon yang kadang-kadang dianggap sebagai ikan air tawar terbesar di dunia. Menurut deskripsi awal, ikan ini bisa tumbuh hingga 4,5 meter panjangnya, tapi sekarang, individu-individu yang sangat besar seperti ini jarang ditemukan dan rata-rata arapaima dewasa yang ditemukan hanyalah yang panjangnya 2 meteran. Predator ini bergerak lambat dan memakan ikan kecil, dan apa pun yang kecil yang bisa muat dimulut mereka. Sebuah ciri menarik dari ikan ini adalah bahwa mereka perlu oksigen dari udara, untuk bertahan hidup. Arapaimas tidak berbahaya bagi manusia dan sering diburu untuk daging mereka, sayangnya, mereka sangat langka saat ini. Meskipun arapaima tampaknya muncul di masa Miosen, tetapi mereka masuk famili yang jauh lebih tua, yaitu Osteoglossidae, dan asal-usulnya dapat ditelusuri kembali ke zaman dinosaurus. Ini jagoan Ikan Air Tawar, gan...
Info Lebih Lanjut : Araipama

5. Oarfish
Oarfish termasuk ke dalam family Regalecidae yang memiliki empat spesies. Salah satu spesies, Regalecus Glesne, pernah masuk ke dalam Guinnes Book of World Record karena pernah ditemukan seekor yang hidup dengan panjang tubuh hingga mencapai 11 meter (36 kaki). Ikan ini memiliki sirip tunggal berwarna merah dan termasuk ikan yang penyendiri. Namun ketika ikan ini sedang sakit atau sekarat, sepertinya sang penyendiri ini tidak ingin mati dalam kesepian. Jadi ia naik ke atas permukaan laut dan bertahan disitu hingga mati. Mungkin untuk menarik perhatian para pelaut, atau hanya ingin memandang matahari untuk terakhir kalinya. Para pelaut masa lampau mungkin telah melihat ikan ini di permukaan dan mempersepsikannya sebagai monster laut. Misalnya, pada tahun 1860, ketika seekor Oarfish sepanjang 5 meter terdampar di pantai Bermuda, para penduduk segera mengkaitkannya dengan monster laut yang legendaris.
Beberapa ilmuwan percaya bahwa kemungkinan besar terdapat Oarfish yang ukurannya melebihi 11 meter. Namun sampai sekarang belum ada yang membuktikanya.